Betontheparty.com-Rata-rata orang menggunakan gadget sekitar 4 jam setiap hari, namun tak sedikit yang menatap layar hingga lebih dari 10 jam. Kebiasaan ini, terutama jika dilakukan dengan posisi tubuh yang tidak ergonomis, bisa berdampak buruk pada otot dan persendian, salah satunya adalah nyeri leher akibat gawai, atau yang dikenal dengan istilah tech neck. Tech neck merupakan kondisi nyeri dan kekakuan kronis pada leher atau bahu akibat postur tubuh yang buruk saat menggunakan perangkat elektronik, seperti ponsel atau komputer. Menunduk untuk melihat layar dalam waktu lama membuat otot leher menegang dan bahu merosot ke depan, menciptakan tekanan berlebih pada area tersebut. “Posisi tubuh yang salah saat menggunakan gadget bisa menyebabkan tegangan berlebih pada otot leher. Jika dibiarkan, nyeri bisa menjadi kronis dan mengganggu aktivitas harian,” jelas dr. Inge Jiemesha, Sp.KFR, dokter spesialis rehabilitasi medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong. Sebagai gambaran, kepala orang dewasa memiliki berat sekitar 4,5 hingga 5 kilogram. Saat menundukkan kepala ke depan dalam sudut 45 derajat, beban tersebut bisa meningkat berkali lipat pada leher, sehingga meningkatkan risiko nyeri berkepanjangan.

Dampak lebih luas dari tech neck

Masalah tech neck tidak hanya terbatas pada leher dan bahu. Ketegangan pada tulang belakang leher juga dapat memicu nyeri punggung bawah, sakit kepala, herniasi diskus (diskus tulang belakang yang bergeser atau menonjol), serta nyeri sendi rahang akibat otot rahang yang ikut tegang. Berdasarkan data, nyeri leher merupakan penyebab kecacatan keempat terbanyak di dunia, dengan tingkat prevalensi tahunan yang melebihi 30 persen. Meskipun sebagian besar kasus nyeri leher akut bisa sembuh secara spontan, hampir 50 persen penderitanya akan mengalami nyeri yang berulang atau berkepanjangan. Mengatur postur tubuh saat menggunakan gadget dan membatasi durasi penggunaan layar sangat penting untuk mencegah tech neck. Sesekali lakukan peregangan ringan, jaga posisi kepala tetap sejajar dengan bahu, dan pastikan perangkat elektronik digunakan pada ketinggian mata agar leher tidak harus menunduk terus-menerus.

Dengan perhatian pada ergonomi dan kebiasaan yang sehat, tech neck bisa dicegah sebelum berubah menjadi masalah kronis yang mengganggu produktivitas dan kualitas hidup sehari-hari. “Hindari posisi menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget. Jika perlu gunakan keyboard eksternal saat bekerja dengan laptop agar posisi tubuh tetap ideal dan leher tidak terbebani. Selain itu atur posisi layar sejajar dengan tinggi mata menggunakan penyangga laptop. Langkah-langkah ini penting agar aktivitas digital Anda tetap nyaman,” kata dr.Inge. Namun, jika leher dan tengkuk sudah terlanjur nyeri jangan diabaikan. Untuk pertolongan pertama, dr.Inge menyarankan untuk beristirahat sejenak dari gadget. “Bisa juga gunakan obat pereda nyeri dan pelemas otot dan lakukan peregangan ringan pada otot leher secara rutin,” ujarnya. Jika keluhan tidak hilang atau sering hilang timbul, konsultasikan ke dokter spesialis. Pemeriksaan komperhensif seringkali diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti keluhan nyeri ringan hingga kronis. Beberapa terapi nyeri otot dan sendi yang tersedia di Poli Rehabilitasi Medik Bethsaida Hospital antara lain terapi massage, elektroterapi, laser, terapi latihan, dan juga terapi sling yang lebih modern untuk mengatasi gangguan otot dan sendi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *