Menyantap aneka olahan daging kurban menjadi salah satu bagian dari tradisi hari raya Idul Adha. Masyarakat Indonesia biasanya mengolah daging sapi dan kambing, dua hewan yang kerap dikurbankan saat Hari Raya.
Namun, tak jarang orang yang lebih memilih mengonsumsi daging sapi lantaran dinilai lebih ‘ramah’ kolesterol. Lantas bagaimana faktanya?
Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan, daging kambing memang memiliki risiko sedikit lebih tinggi dalam meningkatkan kadar kolesterol darah dibandingkan daging sapi.
Meski begitu, ia menekankan hal ini juga bergantung pada bagian daging yang dikonsumsi, serta bagaimana cara pengolahannya.
“Ada area yang dibawa di bagian sentral atau yang kita sebut dengan lean. Itu umumnya adalah daging otot semua. Artinya dalam otot tersebut, kandungan lemak itu kecil,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).
Menurut dr Ray, bagian lean meat cenderung rendah lemak karena sebagian besar terdiri dari otot. Jika seseorang mengonsumsi bagian tersebut, jumlah lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh akan lebih sedikit sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya peningkatan kolesterol darah.
Karena itu, dr Ray mengatakan bagian orang yang memiliki risiko tinggi sebaiknya menghindari bagian-bagian daging berlemak, seperti dari perut atau dekat kulit.
“Jadi kita tahu kan kadang ada berapa persen fat dari area daging tersebut. Memang fat yang ada di dalam daging, terutama di bagian otot paha, itu lebih kecil. Otot dada itu lebih kecil. Tetapi kalau di bagian perut, itu cenderung lebih banyak area lemak,” katanya.
“Nah inilah yang kemudian kita pilih untuk kemudian tidak diolah. Kalau memang yang akan mengkonsumsi ini tentu bermasalah dengan konsumsi kolesterol yang berlebihan atau lemak berlebihan,” lanjutnya lagi.